Gondomono Sayemboro, Salah Satu Lakon Wayang Kulit Favorit Wakapolda Jawa Tengah

Penyerahan Wayang oleh Drs. H. Sri Mulyono, S.H., M.H., dan Wakapolda Jateng Brigjen. Pol. Drs. Indrajit, S.H., kepada Ki Joko Suseno

Salatiga, beritaglobal.net – Gondomono, dalam kisah pewayangan adalah seorang patih di negara Hastinapura, yang kedudukannya digantikan oleh Trigantalpati, yang konon menjebak Gondomono ke dalam Luweng saat terjadi pertempuran dengan Pringgondani.

Dikisahkan pula dalam setiap pagelaran wayang kulit dengan lakon Gendomono Sayembara, bahwa saat diselenggarakannya sayembara Gendomono tewas ditangan cucunya Bima. Namun kekalahannya tersebut tidak membuatnya sedih, justru Gendomono merasakan bahwa inilah saatnya, sampai pada waktunya untuk melepaskan tugas pengabdianya untuk selamanya.

Kisah tentang Gondomono, di gelar dalam pentas wayang kulit di kediaman Drs. H. Sri Mulyono, S.H., M.H., Senin (29/01).  Pagelaran wayang kulit yang dimulai sekira pukul 20.30 WIB, menghadirkan dalang dari Kabupaten Boyolali Ki Joko Sunarno.

Hadir dalam acara tadi malam Wakpolda Jawa Tengah Brigjen. Pol. Drs. Indrajit, S.H., Kabag Ops. Polres Salatiga mewakili Kapolres Salatiga, Kompol Sairi, S.H., Kasat Lantas Polres Salatiga, Kasat Reskrim Polres Salatiga, Kepala Dinas Budaya Pariwisata Kota Salatiga Sri Danudjo dan penggiat seni di Kota Salatiga.

Baca Juga:  Ratusan Warga Mengikuti Kirab Unduh Unduh di GKJTU Bendosari, Salatiga

Disela pagelaran wayang, Kapolda Jawa Tengah Brigjen. Pol. Drs. Indrajit, S.H., didampingi Drs. H. Sri Mulyono, S.H., M.H., mengucapkan selamat ulang tahun kepada keluarga Sri Mulyono, selain itu Wakapolda merasa senang dengan kesenian wayang kulit serta memberikan dukungan untuk pelestarian kesenian Wayang Kulit, jangan sampai di akui oleh negara lain karena kesenian Wayang Kulit adalah asli budaya Indonesia.

“Saya berterima kasih kepada Bapak Sri Mulyono yang telah mengundang saya ke kediaman beliau dalam acara syukuran keluarga, saya ucapkan selamat ulang tahun untuk istri beliau, semoga panjang umur, sehat dan menjadi keluarga sakinah mawahdah warohmah. Saya sangat mendukung atas apa yang telah diselenggarakan malam ini dalam upaya melestarikan budaya yaitu kesenian Wayang Kulit. Jangan sampai kebudayaan ini (wayang kulit) diakui oleh bangsa lain,” tutur Wakapolda.

Disampaikan lebih lanjut saat salah satu awak media bertanya terkait Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah 2018, Wakapolda menjelaskan pementasan budaya seperti wayang kulit adalah sarana untuk mempersatukan seluruh elemen masyarakat.

Baca Juga:  Pastikan Suporter Panser Biru Aman Saat Melintas, Kapolres Salatiga Turun Langsung Melakukan pengamanan

“Terkait pemilukada Jawa Tengah, seyogyanya pementasan budaya seperti ini (wayang kulit) menjadi saran pemersatu seluruh elemen masyarakat,” imbuh Wakpolda lebih lanjut.

Drs. H. Sri Mulyono, S.H., M.H., juga menambahkan bahwa lakon Gendomono Sayembara, dimana ciri watak Gendomono adalah kesatria, tegas, jujur dan bertanggung jawab. Semoga hal ini dapat ditiru oleh saudara saya ini (Brigjen. Pol Drs. Indrajit, S.H.) dalam menjalankan tugasnya di lingkup Polri agar jadi hebat.

“Lakon Gendomono Sayembara dipentaskan, dimana ciri watak Gendomono adalah kesatria, tegas, jujur dan bertanggung jawab. Semoga hal ini dapat ditiru oleh abang saya ini (Brigjen. Pol Drs. Indrajit, S.H.) dalam menjalankan tugasnya di lingkup Polri agar jadi hebat, hebat, hebat,” imbuh Sri Mulyono dengan penuh semangat.

Dalam kesempatan lain di sela pagelaran wayang kulit Gendomono Sayembara tadi malam, Kepala Dinas Budaya Pariwisata Kota Salatiga Sri Danudjo menanggapi positif karena tugas pemerintah adalah membina masyarakat yang sudah berkesenian. Pihaknya juga merasa terbantu dengan masyarakat yang telah rutin menghidupkan serta melestarikan budaya.

Baca Juga:  Dharaka Residence Jember, Perumahan Untuk Para Prajurit Divif 2 Kostrad Telah Diresmikan Pangdivif 2 Mayjen TNI Tri Yuniarto

“Kami menanggapi positif kegiatan semacam ini, karena tugas pemerintah adalah membina masyarakat yang sudah berkesenian, saya juga merasa terbantu dengan masyarakat yang telah rutin menghidupkan serta melestarikan budaya,” ungkap Sri Danudjo.

Ditambahkan oleh Sri Danudjo bahwa di tahun 2018 Dinas Budaya Pariwisata Kota Salatiga akan menyelenggarakan tiga pagelaran wayang kulit, satu pagelaran ketoprak dan dalam waktu dekat ada event cap gomeh dengan festival lampion di sekitar Gedung Pertemuan Daerah (GPD) Kota Salatiga.

“Tahun 2018 Dinas Budaya Pariwisata Kota Salatiga akan menyelenggarakan tiga pagelaran wayang kulit, satu pagelaran ketoprak dan dalam waktu dekat ada event cap gomeh dengan festival lampion di sekitar Gedung Pertemuan Daerah (GPD) Kota Salatiga,” tandas Sri Danudjo. (Agus S)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!